1.
LATAR BELAKANG
Dalam kemajuan teknologi di masa ini sangat pesat dan
berkembang dengan cepat, dengan di kembangkannya mesin-mesin menjadi lebih
canggih, demi memudahkan masyarakat melakukan segala bentuk kehidupannya.
Refrigeration And Air
Conditioning di SMK Negeri 1 Cimahi mencetak tenaga-tenaga ahli dari pada
siswa-siswanya, demi menandingi kemajuan daripada teknologi itu sendiri.
2.
TUJUAN PENULISAN
Inilah tujuan dari pada mengapa saya mengerjakan Laporan
ini :
1. Sebagai tanda bukti telah menyelesaikan salah
satu tugas yang diberikan oleh guru mata
pelajaran.
2. Siswa mampu memahami, menetapkan, dan
mengembangkan pelajaran yang didapatkan di sekolah.
3. Sebagai syarat mendapatkan nilai praktek.
3.
LINGKUP KEGIATAN
Setelah melaksanakan praktek
produktif yang telah dilaksanakan di jurusan, penulis banyak mendapat ilmu
serta pengalaman yang sangat berharga mengenai jurusan Refrigeration and Air Conditioning
ini.
4.
SISTEMATIKA PENULISAN
Berikut
adalah sistematika penulisan laporan saya :
ü BAB
I Kelistrikan, menguraikan tentang
beberapa materi tentang kelistrikan, komponen-komponen dasar kelistrikan dan
laporan job-job kelistrikan yang di laksanakan.
ü BAB II Perakitan Pemipaan dan Perbaikan Perawatan Sistem beberapa materi
tentang dasar-dasar refrigerasi, pemipaan serta peralatannya, dan laporan
job-job pemipaan yang sudah di laksanakan.
ü BAB
III Pengukuran,
menguraikan secara rinci hasil dari pengukuran-pengukuran yang sudah dilakukan
dan di laporkan.
BAB I
KELISTRIKAN
A. TEORI DASAR
1) TEGANGAN
LISTRIK (VOLTAGE)
Kekuatan yang menggerakkan elektron dalam
suatu rangkaian. Memiliki satuan, yakni Volt (V).
Alat pengukur tegangan disebut Voltmeter.
Cara mengukurnya yaitu dengan cara
dihubungkan secara parallel dalam rangkaian listrik.
2) ARUS
LISTRIK (INTENSITY CURRENT)
Kuat arus adalah sejumlah elektron yang
mengalir melalui suatu rangkaian. Satuan
arus listrik adalah Ampere (A).
Alat yang digunakan untuk mengukur arus
listrik adalah Amperemeter.
Cara mengukurnya yaitu dengan cara
dihubungkan secara seri.
A. Arus
listrik dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1) Alternating
Current (Ac)
Alternating Current atau arus bolak-balik
adalah suatu masa elektron yang bergerak maju secara tidak teratur dimana
saling terjadi pergantian arah aliran maju dan mundur, itu berarti elektron
bergerak selama mengaliri kawat.
2) Direct
Current (Dc)
Direct
Current atau arus searah ialah dimana elektron yang bergerak mengaliri kawat
secara teratur
3) Daya
Listrik
Daya listrik adalah banyaknya energi listrik
yang dikeluarkan atau dilepaskan oleh suatu penghantar (dalam satuan Joule-per
detik). Yang disingkat P dengan satuannya Watt.
4) Kabel
Kabel
adalah tempat untuk mengalirnya arus yang akan masuk ke beban.
5) Fase,Phasa (Phase)
Aliran listrik yang bermuatan positif (+)
yang sering diserbut fase sedangkan yang bermuatan negatif (-) disebut nol.
Fase ada 3 macam, antara lain:
a) Fase
yang mempunyai 2 kabel; 1(+) dan 1(-)
b) Fase
yang mempunyai 3 kabel; 2(+) dan 1(-)
c) Fase
yang mempunyai 4 kabel; 3(+) dan 1(-)
6) Terminal
Terminal adalah suatu
komponen Instalasi Listrik yang berfungsi untuk menghubungkan arus.
7) Mcb
(Mini Cirkuit Breaker)
MCB adalah suatu
kimponen listrik yang fungsinya sebagai pengaman arus yang berlebihan masuk ke
dalam rangkaian.
8) Stecker
Stecker
adalah salah satu komponen listrik yang fungsinya sebagai pengalir arus dari
sumber (PLN) ke dalam suatu rangkaian.
9) Sakelar
(Switch)
Sakelar adalah salah satu komponen listrik
yang fungsinya sebagai pemutus atau penghubung arus (on/off) yang akan masuk ke
beban yang berupa lampu. Sakelar dibagi menjadi 8, yakni:
a) SPST (Single Pole Single Throw)
b) SPDT
(Single Pole Double Throw)
c) DPST
(Double Pole Single Throw)
d) DPDT
(Double Pole Double Throw)
e) TPST (Triple Pole Single Throw)
f) TPTT (Triple Pole Triple Throw)
g) DRUM SWITCH
h) CAM SWITCH
10) Heater/Pemanas
Heater adalah salah satu komponen
sistem refrigerasi yang di hubungkan dengan sumber arus 2 phasa dan tidak
memerlukan netral seperti komponen lain pada kelistrikannya dan Heater atau pemanas
harus menggunakan ground untuk pengaman bila terjadi arus berlebih yang
mengalir pada body pemanas.
11) Motor 3 Phasa
Motor 3 phasa
adalah motor yang menggunakan 3 arus phasa dalam penggunaannya. Selain itu
motor 3 phasa pun tidak memerlukan netral dalam penggunaan nya hanya saja,
motor ini biasanya di pasang ground pula untuk pengaman bila terjadi kelebihan
arus phasa.
12) Toggle Switch
Toggle switch adalah komponen intalasi listrik yang
berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus secara manual.
A. PRAKTEK KELISTRIKAN
1. JOB : Rangkaian Heater 2 Phasa
a) Tujuan: untuk mengetahui bagaimana cara merangkai heater
dengan 2 phasa
b) Alat dan bahan yang di gunakan
·
Papan Panel
·
2 kabel Phasa
·
1 buah Heater
·
1 buah Testpen
·
1 buah Obeng
·
1 buah Tang lancip
·
1 buah Tang kombinasi
·
1 buah Stecker
c) Langkah kerja
·
Siapkan alat dan bahan
·
Pastikan alat dan bahan
dapat digunakan dengan baik
·
Rangkai kabel phasa
pertama menuju ke MCB
·
Lalu sambungkan kabel
dari MCB ke Sakelar
·
Setelah itu sambungkan
ke bagian heater
·
Lalu pasang Kabel phasa
kedua dan sambungkan ke MCB nomor dua
·
Setelah itu Langsung
sambungkan ke bagian Heater
·
Bila langkah di atas
sudah di lakukan pasang steker dan uujicoba rangkaian tadi
·
Bial Heater tidak
menyala berarti ada kerusakan di heaternya atau kabbel belum terpasang dengan
baik
·
Hal ini bisa pula di
sebabkan oleh Sumber arus yang terputus
·
Bila semua suddah beres
dan berfungsi dengan baik , presentasikan pada pembimbing.
2. Rangkaian heater 2phasa dan lampu
a) Tujuan : agar mampu merangkai heater 2phasa dan lampu .
b) Alat dan bahan :
§ Panel kelistrikan
§ 2 Kabel untuk phasa
§ 1 kabel untuk netral
§ 1 buah heater
§ 1 buah lampu
§ obeng (-)
§ tang lancip
§ tang kombinasi
§ tang potong
§ testpen
§ 1 buah steker 3 phasa
c) Langkah kerja :
§ Siapkan alat dan bahan
§ Pastikan semua alat dalam kondisi baik dan dapat
digunakan
§ Rangkai kabel phasa 1 menuju ke mcb 1
§ Rangkai kabel dari mcb 1 menuju ke saklar
§ Rangkai kabel phasa 2 menuju ke mcb 2
§ Pada kabel 1 , bagi menjadi 2 . satu ke bagian heater ,
satu ke bagian lampu
§ Untuk kabel 2 , langsung hubungkan ke heater
§ Rangkai kabel netral pada lampu
§ Setelah semua terpasang, lalu pasangkan steker 3 phasa
§ Uji coba rangkaian , pasangkan steker 3 phasa pada sumber
arus yang sudah ditentukan
§ Jika heater dan lampu tidak menyala, brarti terjadi
kesalahan pada pemasangan , periksa kembali pemasangan kabel, atau periksa
sumber arus
§ Jika sudah berhasil dan berfungsi dengan baik , maka bisa
di presentasikan ke guru pembimbing.
3. Job : rangkaian kontrol heater dan lampu
a) Tujuan : agar mampu merangkai 2 heater 2phasa dan 2buah
lampu .
b) Alat dan bahan :
§ Panel kelistrikan
§ 2 Kabel untuk phasa
§ 1 kabel untuk netral
§ 2 buah heater
§ 2 buah lampu
§ obeng (-)
§ tang lancip
§ tang kombinasi
§ tang potong
§ testpen
§ 1 buah steker 3 phasa
c) Langkah kerja ;
§ Pasangkan kabel phhasa 1 pada mcb 1
§ Di mcb 1 kabel dibagi menuju ke mcb 2 dan ke mcb 4
§ Sambungkan tiap tiap kabel phasa 1 pada saklar yang
berbeda
§ Pasangkan kabel 2 pada mcb 3
§ Di mcb 2 kabel dibagi menuju ke mcb 5
§ Pada kabel 1 yang melewaati mcb 1, kabel dibagi kembali
menjadi 2, yang keduanya menuju ke lampu 1 dan lampu 2.
§ Pasangkan kabel dari mcb 2 dan mcb 3 pada heater 1 , dan
dari mcb 4 dan 5 ke heater 2
§ Pasang kabel netral, dibagi menjadi 2 , 1 ke lampu 1 dan
1 ke lampu 2.
§ Pasangkan steker 3 phasa pada rangkaian.
§ Uji coba rankaian . pasangkan steker pada tempat yang
ditentukan .
§ Jika rangkaian tidak berfungsi dengan baik / tidak
bekerja , periksa rangkaian dan sumber arus
§ Jika sudah berhasil, presentasikan pada guru pembimbing
4. Job : rangkaian motor 3 phasa
a) Tujuan : agar mampu merangkai heater 2phasa dan lampu .
b) Alat dan bahan :
§ Panel kelistrikan
§ 3 Kabel untuk phasa
§ 1 buah motor 3 phasa
§ obeng (-)
§ tang lancip
§ tang kombinasi
§ tang potong
§ testpen
§ 1 buah steker 3 phasa
c) Langkah kerja :
§ Siapkan alat dan bahan
§ Patikan kebersihan, fungsi dan keamanan alat bekerja
dengan baik
§ Rangkaikan kabel phasa pertama dari togle switch ke MCB
pertama dan langdung di rangkai ke terminal akhir
§ Rangkaikan pula Kabel Phasa kedua seperti langkah
sebelumnya merangkai kabel
§ Lakukan hal yang sama pda phasa ketiga
§ Lalu 3kabel tadi di sambungkan ke motor 3 phasa
§ Bila ada masalah atau ada alat yang rusak , britahukan
pada pembimbing
§ Bila sudah selesai dan berfungsi dengan baik,
Presentasikan pada pmbimbing
BAB II
PERAKITAN DAN PERBAIKAN REFRIGERASI
TEORI
DASAR
Ø KOMPRESOR
Kompresor
adalah alat untuk memompa bahan pendingin (refrigeran) agar tetap bersirkulasi
di dalam sistem. Fungsi dari kompresor adalah untuk menaikan tekanan dari uap
refrigeran sehingga tekanan pada kondensor lebih tinggi dari evaporator yang
menyebabkan kenaikan temperatur dari refrigeran. Kompresor dirancang dan
diproduksi untuk dapat dipakai dalam jangka waktu yang lama, karena kompresor
merupakan jantung utama dari sistem refrigerasi kompresi uap dan juga kapasitas
refrigerasi. Suatu mesin refrigerasi tergantung pada kemampuan kompresor untuk
memenuhi jumlah gas refrigeran yang perlu disirkulasikan.
Kompresor
berfungsi untuk menghisap uap refrigeran yang berasal dari evaporator dan
menekannya ke kondenser sehingga tekanan dan temperaturnya akan meningkat ke
suatu titik dimana uap akan mengembun pada temperatur media pengembun.
Berdasarkan cara kompresi, ada lima
jenis kompresor yang biasa digunakan pada sistem refrigerasi kompresi uap,
yaitu:
1. Kompresor Torak (Reciprocating Compressor)
2. Kompresor Rotari (Rotary Compressor)
3. Kompresor Sentrifugal (Centrifugal Compressor)
3. Kompresor Sentrifugal (Centrifugal Compressor)
4. Kompresor Screw / Scroll
Sedangkan berdasarkan konstruksinya, ada tiga jenis kompresor yang biasa digunakan pada system refrigerasi kompresi uap, yaitu:
Sedangkan berdasarkan konstruksinya, ada tiga jenis kompresor yang biasa digunakan pada system refrigerasi kompresi uap, yaitu:
1. Kompresor Hermetik
2. Kompresor SemiHermetik
3. Kompresor Open Type
Kompresor
yang digunakan adalah kompresor torak dengan 6 silinder. Keuntungan dari
kompresor jenis ini ialah :
1. Konstruksi lebih kompak
2. Kecil kemungkinannya terjadi kebocoran refrigeran
3. Kapasitas besar
1. Konstruksi lebih kompak
2. Kecil kemungkinannya terjadi kebocoran refrigeran
3. Kapasitas besar
Ø KONDENSOR
Kondenser
berfungsi sebagai untuk membuang kalor ke lingkungan, sehingga uap refrigeran
akan mengembun dan berubah fasa dari uap ke cair. Sebelum masuk ke kondenser refrigeran
berupa uap yang bertemperatur dan bertekanan tinggi, sedangkan setelah keluar
dari kondenser refrigeran berupa cairan jenuh yang bertemperatur lebih rendah
dan bertekanan sama (tinggi) seperti sebelum masuk ke kondenser.
Berdasarkan jenis media pendingin yang digunakan kondenser dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
Berdasarkan jenis media pendingin yang digunakan kondenser dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
A)Kondensor berpendingin air (water cooled
condenser)
Kondensor
berpendingin air dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu:
1) Kondensor yang air pendinginnya langsung dibuang.
2) Kondensor yang air pendinginnya disirkulasikan kembali.
Sesuai dengan namanya, kondensor yang air pendinginnya langsung dibuang, maka air yang berasal dari suplai air dilewatkan ke kondensor akan langsung dibuang atau ditampung di suatu tempat dan tidak digunakan kembali. Sedangkan kondensor yang air pendinginnya digunakan kembali, maka air yang keluar dari kondensor dilewatkan melalui menara pendingin (cooling tower) agar temperaturnya turun. Selanjutnya air dialirkan kembali ke dalam kondensor, demikian seterusnya secara berulang - ulang.
1) Kondensor yang air pendinginnya langsung dibuang.
2) Kondensor yang air pendinginnya disirkulasikan kembali.
Sesuai dengan namanya, kondensor yang air pendinginnya langsung dibuang, maka air yang berasal dari suplai air dilewatkan ke kondensor akan langsung dibuang atau ditampung di suatu tempat dan tidak digunakan kembali. Sedangkan kondensor yang air pendinginnya digunakan kembali, maka air yang keluar dari kondensor dilewatkan melalui menara pendingin (cooling tower) agar temperaturnya turun. Selanjutnya air dialirkan kembali ke dalam kondensor, demikian seterusnya secara berulang - ulang.
B) Kondensor berpendingin udara (air cooled
condenser).
Ada dua metoda mengalirkan udara pada jenis ini, yaitu konveksi alamiah dan konveksi paksa dengan bantuan kipas. Konveksi secara alamiah mempunyai laju aliran udara yang melewati kondenser sangat rendah, karena hanya mengandalkan kecepatan angin yang terjadi pada saat itu. Oleh karena itu kondensor jenis ini hanya cocok untuk unit-unit yang kecil seperti kulkas, freezer untuk keperluan rumah tangga, dll. Kondensor berpendingin udara yang menggunakan bantuan kipas dalam mensirkulasikan media pendinginannya dikenal sebagai kondensor berpendingin udara konveksi paksa. Secara garis besar, jenis kondensor dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
1) Kondensor yang kipasnya dioperasikan dengan pengatur jarak jauh (remote control).
2) Kondensor yang kipasnya dirakit bersama-sama dengan unit kompresor atau condensing unit.
C) Kondensor evaporatif (evaporative
condenser)
Liquid refrigeran
Kondensor evaporatif pada dasarnya
adalah kombinasi antara kondensor dengan menara pendingin yang dirakit menjadi
satu unit atau kondensor yang menggunakan udara dan air sebagai media
pendinginnya.
Fungsi dari masing – masing kondenser ialah
sebagai berikut :
a. Kondensor yang pertama berfungsi untuk :
1) Media penukar kalor dan tempat terjadinya
proses kondensasi
2) Sebagai heat recovery
3) Menurunkan temperatur discharge ke
temperatur kondensasi sesuai rancangan yaitu 40°C.
b. Kondenser yang kedua berfungsi untuk :
1) Media penukar kalor sisa dari kondenser
pertama. Bila kondisi air pada kondenser pertama sudah panas, kalor dari
kondensor tidak dapat sepenuhnya diserap oleh air. Maka kondensor yang kedua
akan menyerap kalor dari kondensor yang masih tersisa.
2) Memastikan refrigeran yang masuk ke dalam
evaporator berada dalam keadaan cair.
3) Menurunkan temperatur kondensasi dari 75°C
sampai 60°C. Untuk membantu kinerja sistem, air untuk mendinginkan kondenser
kedua sehingga perpindahan kalor dapat maksimal yaitu berasal dari air sumur
sebagai make up water dengan menggunakan katup apung sebagai alat kontrolnya.
Keuntungan menggunakan 2 buah kondensor ialah
:
a. Kerja kompresor lebih ringan.
b. Sangat sesuai dengan kondisi lingkungan
yang banyak air dengan temperatur air yang cukup rendah.
c. Refrigeran yang keluar dari kondenser
benar – benar dalam fasa cair, karena apabila pelepasan kalor pada kondenser
pertama tidak sempurna maka kondenser kedua yang menyempurnakannya.
d. Mempertahankan agar tekanan kondensasi
tidak terlalu tinggi.
e. Hemat energi, karena menggunakan air
ledeng hanya sebagai pendingin kondensor sehingga secara tidak langsung akan
mengurangi kebutuhan energi listrik.
Ø KATUP
EKSPANSI
Katup expansi berfungsi untuk mengatur
refrigeran yang masuk ke evaporator. Katup expansi dilengkapi pegas katup, bola
thermal, dan diafragma. Katup ditekan oleh pegas agar selalu menutup sedangkan
bola thermal selalu berusaha mendorong katup untuk membuka. Diafragma terletak
di atas katup expansi dan berhubungan dengan pena penggerak katup. Jika pena
katup turun, maka katup akan membuka dan sebaliknya apabila kompresor hidup,
maka aliran refrigeran cair yang bertekanan tinggi masuk dan katup jarum akan
membuka lebar. Ketika kevakuman pada saluran masuk, besar tekanan dalam bola
thermal sangat tinggi , kemudian tekanan ini diteruskan oleh diafragma lewat
pipa kapiler. Tekanan bola thermal dalam diafragma melawan tekanan pegas katup
dan tekanan pipa equalizer sampai diafragma melengkung. Lengkungan diafragma
tersebut diteruskan ke katup dengan perantaraan pena penggerak. Katup membuka
dan refrigeran dalam evaporator naik karena dipanasi oleh udara hangat yang
melewati evaporator, akibatnya refrigeran mendidih dan menjadi gas. Gas
refrigeran tersebut mengalir menuju saluran pemasukan pemasukan ke kompresor.
Walau sedang mendidih suhunya tetap dingin dan membantu mendinginkan bola
thermal sehingga akan mengurangi tekanan pada diafragma.
Macam-macam
Katup Ekspansi menurut cara kerjanya:
®
Katup Ekspansi Manual
®
Katup Ekspansi Pelampung
sisi tekan tinggi
®
Katup Ekspansi Pelampung
sisi tekan rendah
®
Katup Ekspansi
Automatic(AXV)
®
Katup Ekspansi
Thermostatic(TXV)
®
Katup Ekspansi TXV dengan
eksternal equalizer
®
Katup Ekspansi TXV dengan
internal equalizer
Ø PIPA
KAPILER
Pipa kapiler adalah suatu pipa pada mesin
pendingin baik itu Air conditioner,kulkas dll. Pipa kapiler ini adalah pipa
yang paling kecil jika di banding dengan pipa lainnya, untuk pipa kapiler suatu
frezzer atau dispenser berukuran 0,26" s/d 0,31" sedangkan untuk pipa
kapiler AC 1/2 s/d 2 pk adalah 0,5" s/d 0,7". Kerusakan pada pipa
kapiler di mesin pendingin ini biasanya di sebabkan karena pipa kapiler ini
mengalami kebuntuan akibat kotoran yang masuk dan juga oli.
Gas Refrigerant yang keluar dari kompresor telah menjadi gas yang bertekanan kemudian mengalir melalu pipa-pipa kondensor (out door) dan melewati proses penyaringan yang biasa di sebut Drier strainer setelah itu baru menuju pipa kapiler. panjang pipa kapiler yang di butuhkan pada mesin pendingin ialah 80 - 100 cm. penempatan pipa kapiler ini biasanya di gulung untuk menghemat tempat dengan menggunakan mal kapasitor bekas agar tidak penyek.
Pipa kapiler berfungsi sebagai alat untuk menurunkan tekanan, merubah bentuk dari gas menjadi bentuk cairan dan mengatur cairan refrigerant yang berasal dari pipa pipa kondensor. Sebelum gas refrigerant masuk melewati pipa kapiler terlebih dahulu harus melalui alat yang di sebut drien strainer yaitu saringan gas yang sudah terpasang dari pabrikan mesin pendingin. Fungsi dari drier stariner ialah menyaring dan menerap debu yang akan masuk ke ruang pipa kapiler dan ke jalur pipa yang menuju evaporator indoor.
Gas Refrigerant yang keluar dari kompresor telah menjadi gas yang bertekanan kemudian mengalir melalu pipa-pipa kondensor (out door) dan melewati proses penyaringan yang biasa di sebut Drier strainer setelah itu baru menuju pipa kapiler. panjang pipa kapiler yang di butuhkan pada mesin pendingin ialah 80 - 100 cm. penempatan pipa kapiler ini biasanya di gulung untuk menghemat tempat dengan menggunakan mal kapasitor bekas agar tidak penyek.
Pipa kapiler berfungsi sebagai alat untuk menurunkan tekanan, merubah bentuk dari gas menjadi bentuk cairan dan mengatur cairan refrigerant yang berasal dari pipa pipa kondensor. Sebelum gas refrigerant masuk melewati pipa kapiler terlebih dahulu harus melalui alat yang di sebut drien strainer yaitu saringan gas yang sudah terpasang dari pabrikan mesin pendingin. Fungsi dari drier stariner ialah menyaring dan menerap debu yang akan masuk ke ruang pipa kapiler dan ke jalur pipa yang menuju evaporator indoor.
Ø EVAPORATOR
Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau
keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap.
Evaporator mempunyai dua prinsip dasar, untuk menukar panas dan untuk
memisahkan uap yang terbentuk dari cairan. Evaporator umumnya terdiri dari tiga
bagian, yaitu penukar panas, bagian evaporasi (tempat di mana cairan
mendidih lalu menguap), dan pemisah untuk memisahkan uap dari cairan lalu
dimasukkan ke dalam kondenser (untuk diembunkan/kondensasi) atau ke peralatan
lainnya.
Hasil
dari evaporator (produk yang diinginkan) biasanya dapat berupa padatan atau
larutan berkonsentrasi. Larutan yang sudah dievaporasi bisa saja terdiri dari
beberapa komponen volatil (mudah menguap).
Evaporator biasanya digunakan dalam industri kimia dan industri makanan. Pada industri kimia, contohnya
garam diperoleh dari air asin jenuh (merupakan contoh dari proses pemurnian)
dalam evaporator. Evaporator mengubah air menjadi uap, menyisakan residu
mineral di dalam evaporator. Uap dikondensasikan menjadi air yang sudah
dihilangkan garamnya. Pada sistem pendinginan, efek pendinginan diperoleh dari
penyerapan panas oleh cairan pendingin yang menguap dengan cepat (penguapan
membutuhkan energi panas). Evaporator juga digunakan untuk memproduksi air
minum, memisahkannya dari air laut atau zat kontaminasi lain.
Æ Macam-macam
Evaporator menurut kontruksinya:
1.Shell
and Tube Evaporator(tabung dan pipa
evaporator),biasanya digunakan pada Chiller
2.Bare
and Tube Evaporator(Pipa telanjang),biasanya digunakan
pada Cool Storage
3.Finned
Evaporator(bersirip),biasanya digunakan pada AC
4.Plate-Surface
Evaporator (jenis plat),biasanya digunakan pada CoolCase(Kulkas)
Ø MANIFOLD GAUGE
Manifold gauge terdiri dari meter
tekan dan meter ganda, dua buah keran yang disatukandan tiga buah selang isi
dengan tiga warna yang berlainan. Dengan menghubungkanmanifold gauge kepada
sistem, kita dapat lebih cepat mengetahui kesalahan dari sistem.Tekanan kedua meter
dari manifold gauge dapat menunjukkan kepada kita apa yangsedang terjadi di
dalam sistem. Selain itu alat tersebut dapat dipakai untuk : menunjukkanvakum,
mengisi refrigeran, menambah minyak pelumas, memeriksa tekanan dari sistemdan
compressor.
Ø VACUUM PUMP/POMPA VAKUM
Vacuum
Pump/Pompa vakum berfungsi untuk membuat vaku sistem pendingin sebelum diisi
denganrefrigeran. Pompa vakum harus dapat mengeluarkan semua gas, udara dan uap
air darisistem.3. Ampere TangUntuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir
di dalam rangakaian listrik AC.4. Flare dan SwageFlaring tool digunakan untuk
mengembangkan ujung pipa agar dapat disambung dengansambungan berulir (flare
nut). Swaging tool digunakan untuk memperbesar ujung pipa, agardua pipa yang
sama diameternya dapat disambung dengan sambungan las.
Ø LEAK DETECTOR
Leak
Detector di gunakan untuk mencari kebocoran
yang terjadi pada sistem pendingin.
Ø Las
Las (Soldered/Brazing)Digunakan
untuk menyambung pipa dengan cara pemanasan atau penekanan.
Electronic detector
Oksigen + Aisiteline.
PERSIAPAN
PRAKTEK PERAKITAN DAN PERBAIKAN
Dalam
praktek yang saya lakukan , saya mendapatkan bagian untuk mnjelaskan tentang
bagaimana cara merakit dan masalahnya pada trainer dan di presentasikan pada
guru pembimbing untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh karena itu mohon maaf
apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam pembuatan laporan ini.
PRAKTEK
A. PERAKITAN DAN
PERBAIKAN SISTEM REFRIGERASI
a)
Tujuan: Untuk mengetahui cara merakit sistem referigerasi
yang baik dan benar
b)
Pembahasan masalah: merakit dan memperbaiki sistem
refrigerasi dari awal secara baik dan benar
c) Alat dan bahan:
o Kompressor
o Kondensor + Fan
o Evaporator
o Pipa 1/4 dan
3/8
o Pipa kapiler
o Pelralatan Las
o Nut
o Flaring tool
dan Sweaging tool
o Reamer
o Bending tool
d) Langkah kerja:
Ø Siapkan alat
dan bahan
Ø Pastikan alat
dan bahan berfungsi dengan baik dan bisa digunakan dengan baik
Ø Flaring dan
sweaging setiap bagian sambungan pipa yang setelah itu di sweaging lalu di las
Ø Pasang kompressor
pada bagian bawah trainer dan sambungkan dengan kondensor menggunakan pipa ¼
untuk pipa discharge
Ø Pasang
kondenser dan fan lalu pipa ¼ yang telah di sambungkan ke kompressor
Ø Setelah
kondenser terpasang dengan baik sambungkan dengan liquid line lalu pasang pada
alat ekspansi ekspansi
Ø Catatan : alat
ekspansi yang di gunakan disni adalah pia kapiler
Ø Setelah
dipasang dengan baik pasang Evaporator dengan input disambungkan dengan
menggunakan pipa 1/4 sehingga bisa tersambung dengan bagian kondenser dan alat
ekspansi
Ø Lalu pada
bagian output diambung dengan pipa 3/8 Dan diambung ke bagian discharge
Ø Bila telah
selesai di rangkai, ujicoba trainer tersebut dan periksakan pada pembimbing
Ø Bila ada
masalah pada trainer tersebut beritahukan kepada pembimbing yang bersangkutan.
B. PERBAIKAN DAN PERAWATAN
SISTEM REFRIGERASI
a.
Tujuan: Untuk memperbaiki dan merawat sistem referigerasi
agar dapat berfungsi dengan baik dan benar
b.
Pembahasan masalah: Bagian pipa di jalur refrigerant ada
yang rusak, tersumbat, dan ada beberapa bagian yang hilang,bocor
c. Alat dan Bahan:
·
Bending tool
·
Sweaging tool
·
Pipa 3/8
·
Pipa ¼
·
Pipa kapiler
·
Cutter tube
·
Perlengkapan Las
·
Silver
·
Plester pipa
·
Trainer
·
Kunci inggris
·
Nut
d. Langkah
kerja:
·
Persiapkan alat dan bahan
·
Pastikan bagian bagian pemipaan dalam trainer sudah
lengkap atau tidak ada
·
Bila ada yang kuran atau tidak lengkap segera ganti
dengan alat yang baru
·
Di trainer yang saya gunakan, ada beberapa bagian pipa
yang memang sudah usang dan penyok, lalu kami ganti dengan pipa yang baru dan
di las ulang
·
Lalu bagian sightglass dan accumulator kami bongkar dan
tidak dipasang karena bagian tersebut setelah di cek mempunyai tingkat
kebocoran yang tinggi
·
Lalu pada bagian strainer kami lepas dan kami tidak
memasang yang baru karena strainer yang dipotong berhimpit dengan Evaporator
dan sulit sekali untuk di Las.
·
Selain masalah di atas tidak ada masalah lain yang
berarti dan saya bisa melanjutkan praktek ada merakit ulang trainer tersebut
·
Setelah saya rakit, trainer tersebut bisa berfungsi
dengan baik dan dapat dipresentasikan pada pembimbing dengan hasil yang
memuaskan.
BAB III
PENGUKURAN
TEORI DASAR
Dalam
sistem referigerasi pun ada tahap dimana keadaan udara yang bisa berubah ubah
dan bisa mempengaruhi suhu dan kelembapan sekita kita. Dalam hal ini udara sangat
memepengaruhi akan kinerja alat Refrigerasi terutama dalam bidang tata udara.
Oleh karena itu keadaan udara harus diperhatika dengan baik.
1. SUHU DAN KALOR
Sudah sering
kita dengar kata suhu dan kalor baik itu pada kehidupan sehari hari maupun pada
saat pelajaran, tapi sebenarnya apakah itu Suhu dan Kalor ? Suhu dan kalor
adalah tingkat panas dari suatu benda padat, cair, atau gas. Sedangkan kalor
adalah jumlah energi panas untuk menaikan suhu itu sendiri.
2. KALOR
SENSIBEL
Kalor sensibel adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan atau menurunkan suhu suatu benda. Satuan dalam : Joule, Kalori, atau BTU. Q = m . c (∆t)
3. KALOR
LATEN
Panas yang diperlukan untuk mengubah wujud zat dari padat menjadi cair, dan cair menjadi gas atau sebaliknya tanpa mengubah suhunya disebut kalor laten (panas laten).
Satuan Kalor Laten : Joule, Kalori, BTU,
4. KELEMBAPAN
(Relative Humidity)
Kelembapan atau Relative Humidity adalah jumlah air yang
bertebaran di udara dan di suatu ruangan atau lingkup tertentu.
Kelembapan pun dapat mempengaruhi suhu udara yang ada di sekitar
5. DRY BULB
Dry bulb adalah
jumlah air yang beretebaran di udara tapi tingkat perbandingan antara udara dan
air yang bertebaran lebih besar udara daripada air yang bertebaran karena
dipengaruhi oleh suhu udara yang lebih tinggi.
PRAKTEK
PENGUKURAN
Tujuan: untuk mengukur tingkat kelembapan di Dalam ruangan
dan luar ruangan
Alat dan bahan
yang digunakan:
·
Sling
·
Stopwatch
·
Catatan
Langkah kerja
·
Siapkan alat dan bahan
·
Pastika alat dan bahan berfungsi dengan baik
·
Ukur temperatur RH,DB dan WB menggunakan seling dengan
cara diputar dalan selang waktu 6x5menit
·
Tempat pengukuran yaitu dalam ruangan dan juga Luar
ruangan
·
Bila telah terdaftar RH,DB dan WB pada catatan di luar
ruangan , berpindahlah ke dalam ruanagan dengan waktu pengukura yang sama yaitu
6x5menit
·
Bila sudah melaksanakan semua langkah diatas, buat tabel
hasil praktek pengukuran tersebut
Waktu menit
|
5
|
10
|
15
|
20
|
25
|
30
|
RH
|
67%
|
67%
|
67%
|
67%
|
67%
|
67%
|
DB (f)
|
80,8
|
80,8
|
80,8
|
80,8
|
80,8
|
80,8
|
WB (f)
|
71,9
|
71,9
|
71,9
|
71,9
|
71,9
|
71,9
|
TABEL HASIL PENGUKURAN
Di Dalam Ruangan Work Shop
Halaman depan
Work Shop Teknik Pendingin
Waktu menit
|
5
|
10
|
15
|
20
|
25
|
30
|
RH
|
67%
|
67%
|
67%
|
67%
|
67%
|
67%
|
DB (f)
|
82,6
|
82,6
|
82,6
|
82,6
|
82,6
|
82,6
|
WB (f)
|
75,4
|
75,4
|
75,4
|
75,4
|
75,4
|
75,4
|
GAMBAR KELISTRIKAN
PERAKITAN
PEMIPAAN SISTEM REFRIGERASI
PERBAIKAN
SISTEM REFRIGERASI
BAB IV
KESIMPULAN
Dari penjelasan
laporan yang saya buat di atas dapat disimpulkan beberapa kesimpulan sebagai
berikut
Ä
Kelistrikan
Dari praktek kelistrikan yang saya lakukan dapat di simpulkan bahwa
penggunaan alat alat kelistrikan harus sesuai dan sebelum menggunakan alat
kelistrikan harus memiliki pengetahuan masing masing dari alat tersebut agar
penggunaannya dapat di gunakan dengan maksimal.
Ä
Perakitan, Perawatan dan Perbaikan
Dari praktek Perakitan, Perawatan dan Perbaikan dapat di simpulkan bahwa
penggunaan alat dan bahan untuk merakit sistem referigerasi harus memenuhi
syarat dan masih baik agar penggunaan alatnyadapat di gunakan secara maksimal
Ä
Pengukuran
Setelah
melakukan praktek pengukuran seerti laporan di atas dapat di simpulkan bahwa
setiap RH,WB dan DB sangat mempengaruhi senggunaan sistem Referigerasi terutama
dalam bidang AC karena itu walaupun Sederhana, kita tidak boleh meremehkan
Praktek sekecil apapun.
BAB V
PENUTUP
PENUTUP
Alhamdulillah
setelah saya berhasil dalam praktek saya pun berhasil mengerjekan laporan ini
sebagai pelengkap nilkai, tak lupa Puji serta Syukur saya panjatkan kepada
Allah Swt karena atas Ridha-NYA lah saya dapat menyelesaikan laporan ini.
Mungkin
jika tidak ada bantuan dari orang tua, guru-guru dan teman saya tidak dapat
menyelesaikan laporan ini, oleh sebab itu saya berterima kasih yang sebesar-besarnya
kepada seluruh rekan-rekan saya yang sudah membantu saya dalam menyelesaikan
laporan ini.
Semoga
apa yang saya paparkan dalam materi Laporan ini dapat bermanfaat bafi para
pembaca yang budiman, memang dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan,
oleh sebab itu saya sangat menerima saran, kritik dari para pembaca yang
budiman guna membuat saya menyempurnakan membuat laporan berikutnya.
Akhir kata dari saya adalah Wassalamualaikum
Warahmatullahi Wabarokatuh
*belum memakai daftar Isi dan Kata Pengantar ya :) #enjoy it !